Pagi itu..
aku mendapati diriku sudah berada di salah satu ruangan di rumah sakit dengan
oxygen mask yang membantuku bernafas, yah. Gangguan paru paru ini sangat
menyiksaku. Terakhirku ingat, aku sedang berlatih vocal diruang music
sekolahku, SMA Kartika. Mungkin karena kelelahan latihan dengan mengatur nafas
agar suaraku terdengar merdu. Justru itu yang membuatku down,kurasakan sakit
luar biasa didadaku.. rasanya seperti nafasku terhenti dan paru paruku berhenti
berfungsi.
Dion,
teman sekolahku yang sudah kupacari sejak kelas 10, hingga kelas 12. Hubungan
kami sangatlah indah. Cinta, sayang, setia dan rasa saling percaya itulah yang
membuat kami utuh. Dan sekarang, saat aku terbangun, dialah orang pertama yang
kulihat, tak ku sangka semalaman dia dirumah sakit untuk menjagaku. Mama dan papa
tidak bisa selalu bersamaku. Mereka sibuk mengurusi pekerjaannya masing masing.
Dion masih
tertidur disamping ranjangku. Ku coba mengangkat tanganku dan kuusap kepalanya
dengan penuh rasa sayang, “kamu udah bangun sayang?” dion terbangun, terlihat
jelas wajahnya seperti orang yang tidak tidur semalaman “yaiyalah begoo, kalau
aku belum bangun nggak mungkin aku bisa ngomong sama kamu” dion hanya tersenyum
manis mendengar kata kata bawelku. Ini lah yang membuatku tergila gila padanya.
Seberapapun manjanya aku, bawel, atau ngeselin dia selalu sabar dan menghadapi
semua sifatku dengan tenang dan penuh rasa sayang.
“Didi
sayang, aku laper. Aku mau makan..” aku merengek manja padanya, Dion pun
menyuapiku bubur dengan perlahan lahan dan sangat hati hati. Karena kondisiku
masih terbilang lemah. “sayang kamu udah makan?” “belum Naya sayang, Didi belum
lapar. Nggak usah khawatirin Didi, yang penting sekarang itu Naya harus cepat
sembuh. Supaya bisa sekolah lagi. Nanti kalau Naya udah sembuh, Didi janji
bakal terus jagain Naya dan nggak bakal biarin Naya sakit lagi..” ucap Didi
penuh kasih sayang. “thanks sayang.. you are the best I’ve ever had” Dion
tersenyum hangat padaku dan memberi kecupan dikeningku.. ahh.. beruntungnya aku
memiliki lelaki seperti dirinya.
***
Setelah 2 hari aku dirawat dirumah sakit,
dokter mengizinkanku untuk kembali sekolah. Tidak seperti biasanya, yang setiap
hari aku selalu berangkat dan pulang sekolah bareng Dion dengan sepeda motor.
Mulai hari ini, aku akan di antar jemput oleh supir pribadi keluargaku dengan
mobil. Ini saran dari dokter agar aku tidak terlalu banyak menghirup debu
jalanan. Aku masuk ke kelasku 12A yang berada di lantai 2. Semua teman kelasku
menyambut kedatanganku dan memberi ucapan selamat karena aku sudah sembuh.
Terutama 2 sahabatku ini. Nayla dan Tiwi. Mereka sangat setia padaku, walaupun
aku sakit sakitan. Mereka tetap mau berteman denganku. Bukannya pergi
menjauhiku karena takut tertular. Padahalkan penyakit paru paru basah ini tidak
menular! HAHAHA. Yaa… mereka adalah sahabatku.. semangat hidupku.. dan akan
selalu ada untukku bagaimana pun keadaannya..
Berbeda..
yaa.. ada sesuatu yang berbeda pada Dion belakangan ini, dia jadi agak cuek dan
jarang menemuiku di sekolah maupun menjengukku kerumah, bahkan untuk membalas
BBM (blackberry messanger) dariku hanya sekedar saja, tidak seperti dulu. Aku
mulai merasa curiga dengan perubahannya itu. Selama hampir 3 tahun kami pacaran,
dia tidak pernah seperti ini. Setiap ku tanya, dia cuma bilang kalau dia sedang
sibuk dengan tugas sekolah dan grup bandnya itu. Tapi bagiku itu bukan satu
satunya alasan, aku yakin ada sesuatu. Apa mungkin dia merasa jenuh denganku?
Ahh tidak mungkin. Dari yang aku tau lewat akun twitternya, Dion memang cowok
yang loyal dan agak genit. Wajar saja dia lebih banyak memiliki teman dekat
cewek daripada cowok. Namun, ada 1 nama akun cewek yang sering banget mention-mentionan
sama dia dan membahas hal hal yang menurutku itu nggak penting. Ahh kenapa aku
jadi curiga gini sih?
***
Mama
mengajakku shopping ke mall sambil merefresh otakku yang sudah beberapa hari
ini penat karena masih dalam masa pemulihan. Setelah puas berbelanja, kami menuju
ke carbondioxyde café untuk sekedar santai dan makan makanan ringan. Aku
menatap layar handponeku. Tak ada satupun bbm, sms atau missed call dari Dion,
argghh Dion! Kemana sih dia?? Dari tadi nggak ada kabarnya.
Aku
menikmati mix melon yang tadi aku pesan. Aku melihat kearah meja disudut café
dan aku terkejut melihat sosok dion disana.. bersama 4 temannya.. 2 cowok dan 2
cewek..dan salah satu dari cewek itu adalah cewek yang kucurigai sedang dekat
dengan dion. Entah mengapa aku begitu cemburu melihatnya.. apa lebihnya dia sih
dibanding aku?? sialan! Ternyata dia
lagi enak enakan disini sampai pacarnya sendiri dilupain! huh! Aku langsung
mengambil handphoneku dan mengirimkannya bbm
Didi sayang lagi dimana? Di
carbondioxyde café ya?
PING!!!
Iyaa naya sayang.. didi lagi dimirasa café sama teman.. kok tau?
Hehe.. gpp kok didi sayang.. naya Cuma nebak aja.. oh sama teman
apa selingkuhan?
Ya sama teman lah naya sayang..
Oh gitu? Yaudah lanjut.
mungkin
dia tidak menyadari keberadaanku disini,
tapi aku cukup bersyukur karena dia masih jujur padaku. Nilai kepercayaan itu
sangat mahal,karena.. sekali kepercayaan itu dirusak. Maka susah untuk
dipercayai lagi.. namun, kepercayaanku kepada dion sirna setelah membaca tweet
dari @melia14 akun cewek yang ku curigai
memiliki hubungan dekat dengan dion.. dia bilang “makasih buat hari ini @dionAprilio yang udah nemenin aku.. love be
around you didi..” .
tentu saja
aku sangat cemburu membacanya! Bagaimana tidak? Seharian dion tidak memberiku
kabar. Dan ternyata dia malah pergi sama cewek nggak jelas itu! Ini sama saja
dia sudah berselingkuh di belakangku, dia pikir aku ini apa?? Aku sudah setia
padanya.. memberikan apa yang dia inginkan.. tapi kenapa berani beraninya dia
bermain dibelakangku? Dia telah merendahkanku! Aku tidak akan memaafkannya..
sudah cukup aku tersiksa.
Malam itu
aku menelfonnya .. tanpa basa basi dan tidak perlu mendengar penjelasan, bagiku
sekarang, penjelasan dari dia hanyalah sebuah kebohongan! Sulit untukku kembali
mempercayainya.. aku memutuskanya lewat telfon. Setelah kumatikan telfon itu,
air mataku mengalir membasahi bantalku.. tapi segera kuhapus semua air mata
itu, aku berfikir, untuk apa aku menangisi seseorang yang telah menghianatiku?
Apakah dia juga sedang menangisiku? Tentu saja tidak! Aku pernah cinta, tapi
disakiti. Aku pernah sayang, tapi tidak dihargai. Aku pernah percaya, tapi
dibohongi. Aku pernah setia, tapi di duakan ! memang sakit rasanya bila aku tak
bersamanya.. tapi, akan lebih sakit lagi bila aku terus bersamanya tapi
tersakiti. Kucoba menenangkan diriku, dan kemudian aku tertidur.
***
Pagi itu
aku merasa lebih lega dari hari sebelumnya. Biasanya , pagi pagi aku sudah
galau karena Dion nggak ngucapin “good morning” buat aku. Tapi hari ini? Semua
biasa aja. Aku bebas ! bebas dari semua rasa galau. Biarin aja dia mau ngapain,
aku udah nggak peduli ! ngapain juga masih peduli sama orang yang sama sekali
nggak peduli sama aku? Hell ya.. jangan bertindak bodoh Naya. Itu semua bakal
sia sia.. hahaha sudahlah. Dia bukan urusanku lagi.
“hey naya !
kok kamu senyum senyum gitu sih? Pasti lagi mikirin si dion itu kan..
hahahha“ pertanyaan nayla membuyarkan
lamunanku. “nayla kamu bikin kaget aja deh! Idihhh siapa juga yang lagi mikirin
dion? Kita udah putus kali… “ “APA?!! Putus?!! Sejak kapan kalian putus?? Kita
pikir kamu sama dion nggak bakal putus, langgeng sampai nikah! Hahahaha
ternyata putus juga.. “ nayla dan tiwi kaget mendengar kata kataku. “iyalah aku
putusin dia, dia udah berani selingkuhin aku. Dan itu artinya dia ngerendahin
aku. Sekuat apa sih aku pertahanin dia? Begini lebih baik kan?” nayla dan tiwi
lagi lagi terdiam mendengar ucapanku “kamu serius naya? aku kagum sama kamu,
biasanya orang yang baru putus itu galau maksimal loh nay, tapi kamu? Kayaknya
happy banget.. beda nih sama si tiwi,
baru putus dari angga malah jadi pendiem dan nggak nafsu makan! Hahahha “
“nayla ! iisshh aku gak pernah galau karena diputusin angga ya!” aku tertawa
melihat tingkah kedua sahabatku ini.
Hari
hariku selanjutnya terasa makin menyenangkan. Aku bisa meluangkan waktu lebih
banyak bersama sahabat sahabatku. Kami ke mall bareng, shopping bareng,
karaokean bareng, ke bioskop bareng.. pokoknya semunyanya asik banget deh ! di
banding waktu aku masih pacaran sama dion, semua hal dia yang mengatur. Kemana
mana harus bersamanya. Jadi, hanya sedikit waktuku untuk sahabatku dan juga
karier ekskul musik yang kugeluti saat ini jadi tidak terlalu fokus. Karena
apa? Dion tidak mendukung hobyku yang satu ini. Dan aku merasa tidak nyaman
kalau harus terus penuruti kemauannya, padahal aku tidak pernah mengganggu
urusan hobynya. Dia egois.
Tapi,
sebenci bencinya aku terhadap dion, aku tidak boleh benci 100% padanya.
Bagaimanapun juga, walaupun sering dia membuatku sakit hati dan tak jarang
mengeluarkan air mata. Dia juga sumber kebahagiaanku. Dia pernah membuatku
bahagia, dia pernah memberiku cinta tulus, dia yang selalu sabar menghadapi
sifat egoisku, dia yang selalu mengalah demi kebahagiaanku. Kebodohanku
membuatku kehilangannya. aku merindukan saat saat dia masih disini. Masih
denganku. Tapi kini? Dia sudah tak bersamaku lagi. Dan.. aku menyadari satu
hal.. hidupku terasa hampa tanpa kehadirannya. Dion.. aku merindukanmu.
***
Entah
mengapa rasa rinduku padanya semakin hari kian bertambah. Setelah 3 bulan kami
putus. Kami lost contact. Kupandangi layar handphoneku beberapa kali, ingin
rasanya aku mengirimkan bbm padanya. Tapi aku takut, takut kalau ternyata nggak
dibalas. Aku memutuskan untuk tidak menghubunginya, biar saja ku nikmati rasa
rindu ini sendiri. Untuk apa aku merindukannya? Apakah dia juga mrindukanku?
Atau mungkin dia sudah merindukan orang lain? Seperti kata pepatah “ we are like dominos, I fall for you, you
fall for another.”
Bel pulang
sekolah telah berbunyi, aku menunggu pak adi, supir pribadiku untuk
menjemputku. Sekitar 10 menit aku menunggu.. pak adi belum juga mencul. Sambil
menunggu, aku masuk ke ruang musik sekolahku. Aku mulai memainkan piano itu, ku
tekan tuts piano itu sambil memainkan lagu myley cyrus.. “goodbye”
I
remember when we kissed
I
still feel it on my lips
The
time that you danced with me
With
no music playing
I
remember those simple things
I
remember ‘till I cry
But
the one thing I wish I’d forget
A
memory I want to forget.. is goodbye..
“permainan yang bagus naya” ucap lelaki itu
dengan lembut, suara yang sangat kukenal. aku sangat terkejut melihat dion
sudah berada didepan pintu dan menatapku. “oh. Thanks ya.” Aku tak sanggup
bertatapan lama dengannya.. tiap ku lihat wajahnya.. ada rasa nyesek! Aku
sakit.. aku sakit kalau mengingat penghianatannya padaku.. tapi disamping itu,
aku juga memiliki rasa rindu padanya. Aku tak tahu mengapa air mataku terjatuh
saat dia mulai mengusap kepalaku. Aku tak mau terlihat lemah dihadapannya..
harus ku buktikan bahwa aku bisa tanpanya! Aku segera menghapus air mataku dan
menepis tangannya.. tanpa berkata kata lagi, aku pergi menuju mobilku yang
sudah menunggu dan meninggalkannya di ruang music itu. Dia hanya diam menatap
kepergianku tanpa berusaha mengejarku. Biarlah.. aku juga nggak ngarep dia
ngejar aku.
Kenapa
sikapnya seperti itu? Kenapa dia memperlakukanku seakan akan aku masih
bersamanya? Apa mungkin dia masih memiliki rasa cinta itu untukku? Rasa itu boleh hilang, tapi tidak lenyap.
Rasa itu tersimpan disuatu tempat. Dan mungkin suatu saat akan bersemi kembali.
Aku merasakan cinta itu setiap kali aku
bertatapan dengan dion. Ya, cinta itu. Cinta yang masih seperti dulu dan sama
sekali tidak berkurang. Hanya keadaan yang membuat kita jauh. Perlahan lahan
aku sudah bisa memaafkanya.. walaupun sebenarnya dia tidak pernah meminta
maaf padaku. Walaupun dia minta maaf
juga, aku tidak akan menerima maafnya sebelum aku balas dendam dan puas
melihatnya menderita.. kita egois. Itu sebabnya kita sudah tidak mungkin
mempertahankan hubungan itu. Namun kini aku sadar, rasa egois itu hanya membuat
kita menuju kehancuran.
***
Beberapa
hari ini aku memberanikan diri untuk menghubunginya. Namun benar dugaanku. Dia
masih tetap seperti dulu. Cuek. Ku coba menelfonya, tapi tidak diangkat. Ku
kirimi dia sms,tapi tidak dibalas. Ku kirimi bbm, dan yah! Just read! Padahal
aku hanya sekedar ingin minta maaf agar hubunganku dengan dia membaik. Bukannya
saling menjauh dan canggung sperti ini. Yang aku mau kita kembali seperti dulu,
bukan.. bukan maksudku kembali berpacaran dengannya, tapi kembali menjadi
sahabat dekat seperti pada saat kita belum jadian. Tapi ya sudahlah, sepertinya
dia masih menyimpan dendam padaku setelah aku memutuskannya. Dia seakan tak
peduli lagi denganku.
Seperti
biasa, pulang sekolah aku menunggu pak adi menjemputku diparkiran sekolah. Tiwi
dan nayla setia menemaniku. Sambil menunggu, kami mengobrol dan ngebahas tentang
apa saja.. dari kejauhan aku melihat dion keluar dari parkiran dengan
mengendarai motornya. Aku terkejut. Ternayata dia tidak sendiri, dia
menggonceng seorang cewek dibelakangnya. Dan cewek itu tidak lain adalah..
melia! Sialan! Ternyata selama ini itu sebabnya dia cuek dan tak peduli padaku?
Karena sekarang dia benar benar pacaran sama melia?! Cewek nggak jelas perusak
hubungan orang! Dasar dion goblok. Putus dariku bukannya dia menyesali
perbuatannya. Tapi malah mengambil kesempatan untuk berpacaran dengan melia.
Sungguh
hatiku terbakar cemburu maha dahsyat melihat mereka berdua. Bagaimana
tidak? Setelah putus dariku, dia
langsung berpacaran dengan melia. Sedangkan aku? Aku terpuruk dalam bayangan
bersamanya. Terjebak dalam kenangan bersama mantan lebih tepatnya. Hal itu
membuatku sulit untuk membuka hati untuk menyambut cinta baru. Percuma saja aku
memiliki pacar tapi pikiranku masih di penuhi olehnya. dia bahagia disana
dengan penggantiku. Tapi aku tetap sendiri disini. Dan itu sangatlah tidak adil.
Disini aku
coba merelakannya karena dia bukan milikku lagi, aku belajar mengikhlas kan.
Mungkin dia lebih bahagia bila dengan melia yang karakternya lebih pendiam,
penyabar dan penurut dari pada aku yang egois dan hanya membuatnya merasa
terkekang. Cemburu? Tidak. Aku tidak cemburu pada melia. Aku hanya benci cara
dion mempermainkanku seenaknya. Untuk apa aku cemburu pada melia yang sama
sekali tidak memiliki talenta melebihiku? Bagiku dia hanya cewek rendahan! Yaa
cewek rendahan yang suka merusak hubungan orang.
***
Jam pelajaran pertamaku hari ini adalah seni
musik. Seperti biasa, aku mulai memainkan piano dan membawakan lagu “goodbye”
milik miley cyrus. Jari jariku lancar menekan tuts piano itu tanpa salah
sedikitpun. Tiba tiba saja kurasakan sakit luar biasa didadaku. Aku berhenti
sejenak untuk menahan rasa sakit ini. Aku menahannya hingga aku tak sanggup
lagi. Tubuhku terasa dingin dan menggigil.. seisi kelas panik melihatku
kesakitan. Nafasku terasa terhenti. Samar samar semuanya menjadi gelap.
Aku membuka
mata. Terima kasih tuhan, ternyata aku masih hidup setelah merasakan sakit luar
biasa itu. Aku mendapati diriku sudah terbaring di kamar rumah sakit. Mama dan
papa berdiri disamping ranjangku. Kulihat pintu kamarku terbuka, dan aku sangat
terkejut melihat siapa yang datang. ya, itu Dion.
“untuk apa
kamu ada disini? Urus saja pacar barumu. Bukannya kamu udah nggak peduli dengan
keadaanku?” “ kamu salah Naya, sejak kapan aku tidak peduli denganmu? Selama
ini aku menjauh darimu karena apa? Aku takut menyakitimu lagi, tapi aku tetap
memperhatikanmu dari jauh. Dan kupastikan kau baik baik saja. Selama ini aku
tidak pernah menghubungimu karena apa? Aku tidak mau membuatmu semakin marah.
Karena bagimu semua perkataanku adalah kebohongan. Aku pernah sayang, tapi
diacuhkan. Aku pernah jujur, tapi aku tidak dipercaya. Itu sangat menyakitkan
bagiku Naya.” Dion berhenti sejenak. Dia menggenggam tanganku dengan penuh rasa
sayang. “ lalu tentang melia.. dia itu bukan pacarku naya, dia adik sepupuku
kelas 10. Aku pernah ingin menjelaskan semuanya padamu, tapi kamu terlalu egois
tidak mau memberiku kesempatan untuk berbicara.”
Aku terdiam
sampai tak sanggup berbicara mendengar semua penjelasan Dion, ternyata semua
prasangka burukku terhadapnya adalah sebuah kesalahan besar. Aku tak menyangka
cintanya kepadaku lebih besar dari yang ku kira. Selama ini dia tetap
mencintaiku. Tetap menyangiku dan tetap menjagaku. Hanya aku saja yang tidak
menyadarinya. Dia merasakan kehilangan saat berpisah denganku. Dia merasa
tersiksa saat tak lagi bersama denganku. Dan dia merindukanku sebagaimana aku
merindukannya.
Mungkin aku
terlalu bodoh karena telah meninggalkan orang yang begitu menyayangiku hanya
karena keegoisanku. aku sadar, bagaimana pun aku mencoba untuk melupakannya.
Tetap itu akan mustahil karena aku juga masih mencintainya. Dia adalah lelaki
tersabar yang pernah kutemui. The boy
like you impossible to find Dion.
Aku sadar,
berpisah dengannya memang sakit. Tapi akan lebih sakit lagi kalau aku tak
bersamanya. Rasa itu masih ada. Rasa itu kini muncul dan bersemi kembali
seperti dulu. Aku bahagia karena dapat mersakan indah cinta bersamanya kembali.
Tanpa kita mencari jalan untuk kembali, takdir cinta yang menuntunmu kembali
padaku.” Dion, you are the best I’ve ever
had”.
TAMAT