Dari Siswa menuju Mahasiswa

Sabtu, 31 Agustus 2013

   hari ini tanggal 31 agustus 2013. siang tadi saya baru saja tiba di rumah setelah menghadiri acara BCSS (basic character study skill) di kampus. tidak terasa di usia saya yang ke 18 tahun ini kini saya sudah berstatus Mahasiswa. tentu saja hal ini tidak dengan mudah saya dapatkan. ada berbagai proses yang perlu di lalui. baiklah saya akan sedikit berbagi kisah saya dari kegalauan masa SMA dalam menentukan universitas dan jurusan sampai saya mengenakan almamater merah Universitas Hasanuddin makassar.
  bulan maret 2013 merupakan puncak kegalauan anak kelas 12. selain galau dengan waktu ujian nasional yang semakin dekat, kami juga di galaukan dengan problem yang lebih rumit. yaitu memilih jurusan dan universitas dimana kita akan melanjutkan study. ditambah lagi dengan banyaknya promosi2 kampus Swasta yang datang ke sekolah saya menawarkan ini itu dan sempat menggoyahkan tekad bulat saya yang ingin masuk jurusan Ilmu Hubungan Internasional namun semuanya bisa saya kendalikan
  sampai tiba waktunya pendaftaran SNMPTN dibuka, saya masih bingung harus memilih Universitas dimana. saat Itu saya berdomisili di kota Mataram (ibukota NTB) dan sebagian besar teman2 saya mengidamkan untuk kuliah ke jawa yang memang universitasnya bagus-bagus. dalam hal ini 80% teman saya sangat tergila2 dengan salah satu universitas di Kota Malang. entah mengapa saya sangat tidak tertarik di univ tersebut. setelah saya browsing melihat-lihat kualitas univ dan akreditasinya. saya mendapatkan informasi bahwa diindonesia hanya ada 5 PTN ter-akreditasi A dan 3 PTS. di antaranya :
Universitas Gadjah Mada                 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Universitas Indonesia                        Universitas Muhammadiyah Malang
Institut Tekhnologi Bandung              Universitas Islam Indonesia
Institut Pertanian Bogor
Universits Hasanuddin

 kemudian saya baru ingat, ternyata salah satu universitas terbaik di indonesia dan satu-satunya diluar jawa adalah terletak di kampung Halaman saya sendiri. Universitas Hasanuddin. saya langsung memilih universitas tersebut sebagai pilihan pertama saya di laman SNMPTN. saya berfikir bahwa, untuk apa saya jauh jauh kuliah ke kampung orang padahal di kampung saya sendiri merupakan salah satu universitas terbaik negri ini?


 waktu pengumuman SNMPTN semakin dekat, ketika teman2 saya sudah sangat pesimis dan berbondng-bondong membeli Pin untuk daftar SBMPTN. saya hanya berdiam diri dan tetap optimis dengan hasil SNMPTN karna nilai raport saya dari semester ke semester terbilang berkesinambungan dan nyaris sempurna karena tidak ada nilai 7 satupun. di tambah lagi dengan sertifikat dari berbagai prestasi yang sya dapatkan. itu sudah sangat membuat saya optimis lulus. kemudian saat diberitakan bahwa pengumuman SNMPTN sudah dapat di akses, saya dengan tekad yang sangat yakin membuka website tersebut dan melihat ini :  





  yup! inilah hadiah allah kepada orang yang kelewatan optimis dan cenderung sombong. dan saya baru sadar kesalahan saya. dan di balik kegagalan ini, saya merasa allah sedang menyuruh saya untuk lebih berusaha.
   1 bulan sebelum tes SBMPTN dimulai saya sudah sibuk dengan kegiatan Bimbel yang saya ikuti. selama sebulan itu saya benar-benar fokus dengan bimbel. saya berangkat bimbel jam 11 siang, disaat teman-teman saya yang lain sedang asik tidur siang. saya tidak pernah lagi menerima ajakan mereka untuk sekedar hang out ke mall sampai2 mereka mengatai saya "gak asik". whatever, karena dipikiran saya saat itu masih berbekas kekecewaan karna gagal lulus jalur SNMPTN ditambah lagi dengan berita banyak siswa di sekolah saya yang selama di sekolah nilai raport dan prestasinya biasa saja malah lulus. yah walaupun lulusnya di universitas yang tidak terlalu "wah" bahkan berada di ranking ke 110 indonesia. tidak apa-apa. memang untuk meraih sesuatu yang terbaik itu butuh perjuangan.
  sudah hampir sebulan saya belajar mati-matian membahas soal yang hampir 2000 nomor dari pagi hingga malam, melalui beberapa kali try out dan bahkan belum ada 1x pun passing grade saya lulus di pilihan saya Ilmu Hub.Internsionl Universitas Hasanuddin. passing grade saya hanya lulus di Manajemen Universitas Mataram. saya sempat drop dan pesimis disitu. tapi kemudian saya ingat dengan pepatah "Tidak ada perjuangan yang sia-sia". saya yakin bahwa semua pengorbanan waktu dan kerja keras yang saya lakukan tidak akan mengecewakan. karena allah telah mengatur hal ter baik untuk saya.
  tiba hari pelaksanaan SBMPTN yang waktu itu saya mendapatkan lokasi di kota Makassar. saya berangkat setelah shalat subuh untuk menghindari macet dan akhirnya saya tiba dengan tepat waktu.saya melihat model soal yang bisa dibilang lumayan gampang dibanding soal2 tryout yang diberikan oleh Bimbel saya.saya mengerjakan dengan tenang dan penuh percaya diri serta keyakinan penuh. setelah beberapa kali berita pengumuman hasilnya simpang siur. akhirnya website tersebut bisa di akses. saya membukanya dengan persaan pasrah apapun yang diberikan allah pasti itulah yang terbaik. dan setelah saya membuka web tersebut, inilah yang muncul :
 untuk yang ke 2 kalinya saya mendapat kata "maaf" di laman tersebut. saya hampir menangis kalau mengingat perjuangan saya selama sebulan. saya pasrah dan mulai mencoba tes di perguruan tinggi swasta yang model tesnya hampir sama dengan SBMPTN dengan tingkat kesulitan yang saya anggap lebih susah. namun saya berhasil lulus dengan peringkat ke5. saya mulai galau antara masuk ke perguruan tinggi swasta tersebut atau lanjut mengejar mimpi saya dengan mengikuti tes jalur mandiri Universitas Hasanuddin. kemudian saya merenungi kira2 apa kesalahan saya di SBMPTN yang membuat saya tidak lulus mengingat dari 5000 orang yang mendaftar di jurusan HI hanya 20 orang dari jalur SBMPTN yang diterima.
  saya menyadari kesalahan saya disitu ialah. saya memang sudah belajar sangat keras namun saya kurang berdoa memohon kepada allah. saya masih memiliki sifat sombong itu dalam diri saya. sampai pada hari dimana pendaftaran ujian mandiri dibuka. Universitas Hasanuddin memiliki sistem yang berbeda dengan univ lain yang menyelenggarakan tes tulis lagi untuk ujian Mandirinya. di Unhas, ada 2 tipe jalur Mandiri yaitu JNS jalur dimana nilai sbmptn di ranking lagi dan diambil 20 teratas. kemudian ada jalur POSK dimana kita harus melampirkan sertifikat atau piagam prestasi. karna saya masih memiliki ambisi yang besar dengan hasil SBMPTN, saya memilih mengikuti jalur JNS.
  selama 2 minggu untuk menunggu pengumuman hasil, saya hanya bisa pasrah karena saya tidak bisa ujian tulis lagi. saya hanya berserah diri kepada allah berdoa dan memohon serta shalat taubat. saya ingat kata2 dari guru bimbel saya bahwa "tata krama sopan santun itu mempengaruhi keberhasilan kita" saya mulai melatih di saya untuk tetap dalam emosi yang terkontrol. hingga tiba malam saat pengumuman sudah bisa di akses. saya membuka website Unhas dengan hati berserah kepada allah atas segala keputusannya kali ini.dan ketika saya membuka website tersebut. muncullah ini :

  saya tidak habis-habisnya bersyukur atas karunia ini. semua perjuangan saya terbayar manis. keesokan harinya saya melihat nama saya terpampang di koran lokal dengan ranking ke3 dari 20 orang yang di terima di jalur JNS. jadi kalau di ranking lagi, saya berada di urutan ke 23 dari nilai sbmptn kemarin. saya masih terkagum2 dengan kekuasaan allah yang ia berikan kepada saya. see? tidak ada kesia-sian dari semua perjuangan saya. saya di SMA hanya murid biasa bahkan ada yang lebih pintar dari saya. bedanya, saya mau berjuang dan bekerja keras demi univ terbaik. saya dan teman2 sekelas saya sudah sama2 di terima di universitas. tapi tentu ada beda kualitas antara hasil kerja keras belajar mati-matian di banding hanya belajar dari soal2 yang di download di internet. sekarang gerbang universitas hasanuddin terbuka lebar dan mengucapkan selamat datang untuk saya. ini baru permulaan dari segalanya. dalam postingan selanjutnya akan saya jelaskan tentang seluk beluk jurusan Ilmu Hubungan Internasional. terima kasih :)


Bedakan tulus dan obsesi. kemudian MOVE ON

Sabtu, 23 Maret 2013

  Didunia ini gak ada yang abadi. "kehilangan" udah pasti bakal kejadian juga walaupun kita gak mau. tapi toh kalau udah takdir mau bilang apa?.

   Kita harus mengikhlaskan sesuatu yang sudah takdirnya harus pergi. walaupun kenyataannya buat "nge-ikhlas-in" itu kan gak segampang ngomong. coba bayangkan masa dimana kamu memiliki segalanya. cinta,perhatian dan kebersamaan kemudian semua itu perlahan di rebut sama orang yang bahkan sama sekali gak becus ngejaganya. kita pasti gak mau dong sesuatu yang kita sayang itu dimiliki sama orang yang gak becus ngurusnya? nah dari sinilah timbul yang namanya "OBSESI".

   kadang ada orang yang sebenarnya udah gak ada rasa tapi tetep aja sama mantannya, kemana-mana bareng, ngapa-ngapain bareng, terus tulis status di twitter seakan bahagiaaaaaa banget supaya "pacar barunya si mantan"(sebenernya kasian banget nyebut makhluk kamseupay korban pelarian itu pacar.) kebakaran jenggot. padahal sebenernya yang dirasain itu biasa aja, tapi yang bikin seneng dan bangga itu justru karena dia berhasil bikin pacar barunya si mantan galau maksimal tingkat UN 20 paket. obsesi dan cinta itu bedanya tipis sampai hampir ga keliatan kan? bahkan yang ngerasain sendiri perlu waktu berbulan-bulan baru bisa sadar sama apa yang dia rasain. ya, Obsesi.

   jadi bisa kita simpulin sebenernya obsesi itu cuma ngebuang-buang waktu kita buat mikirin hal jahat apa lagi yang bakal kita lakuin besok supaya si ini si itu ngerasain sakitnya kita. oke, ini agak psikopat banget tapi emng nyatanya kayak gini. dan sebenernya obsesi itu ngebohongin hati kita sendiri. kalau udah gak ada rasa kenapa mesti masih repot-repot peduliin orang sih? kalau udah sadar kebegoan kita yang terjerat obsesi ini kita mesti ngapain? ya MOVE ON.
 
   Move on itu identik dengan "mengikhlaskan" dan "merelakan". yang udah kita bahas tadi, ini itu gak segampang ngomong. saking sulitnya, sampai-sampai ada yang mengistilahkan "gagal move on". padahl sebenernya gagal move on itu gak ada. setiap orang hanya perlu waktu untuk siap move on. dan porsi waktu tiap-tiap orang itu gak sama. ada yang ketika putus langsung move on, ada yang belum putus tapi udah move on duluan, dan ada yang melalui tahap obsesi dulu baru move on.

   memang, kenyataan itu adalah guru move on paling dahsyat. kenyataan akan membawa kita ke suatu titik dimana kita gak punya pilihan lagi selain stay strong and realize. kita harus ngeikhlasin sesuatu yang pergi supaya dia bisa ngelanjutin hidupnya lagi dengan pilihannya sendiri. kita gak boleh egois untuk maksain dia tetap disini karena tiap orang berhak mencari kebahagiaannya. dan ketika kita kehilangan, percaya deh, sebenernya itu isyarat dari tuhan kalau dia udah nyiapin sesuatu yang lebih baik buat ngegantiin sesuatu yang udah dia takdirkan untuk pergi. :)

   well....... hidup itu gak ada yang jalannya mulus-mulus aja, begitu juga dengan move on. dibalik orang yang sukses move on, selalu ada pihak-pihak yang sirik. dalam kasus ini yang sirik ya pasti korban obsesi kita "si pacar barunya mantan". dia pasti gak bakal berenti menilai kita sebagai "cewek genit penganggu pacar orang" . padahal pacarnya dia itu kan bekasan kita, ya gak sih? mana ada pesonanya, yang menarik dibagian mananya? namanya aja "bekas" cocok aja sih di kasi buat orang gak mampu. hihi :3

   walaupun banyak yang ngehalangin jalan move on mu.. jangan pernah tanggepin. biarin aja orang-orang yang sirik. semakin banyak orang yang sirik, berarti hidupmu sangat menarik dan menjadi obsesi mereka. *ups